TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Mi instant Indomie produksi Indofood menjadi pembicaraan hangat menyusul razia yang dilakukan oleh Taiwan terhadap produk Indonesia yang mendunia tersebut. Taiwan beralasan dalam Indomie diduga terkandung E218 (Methyl P-Hydroxybenzoate) atau bahan pangan pengawet yang juga untuk pengawet kosmetik dan obat.
Namun dari laporan yang diperoleh Bidang Perdagangan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) untuk Taipei ternyata Indomie yang masuk ke Taiwan harusnya Indomie yang dikonsumsi di Indonesia. Di Hongkong pun tak ada razia Indomie.
Masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke tidak asing dengan produk ini, baik di perkotaan maupun pedesaan. Iklannya juga begitu akrab di telinga dan mata, sampai-sampai Presiden SBY juga memakai musik jingle iklan Indomie untuk berkampanye di televisi. Coba perhatikan dan ingat kembali Mike Indonesia Idol dengan suaranya yang merdu menyanyikan Jingle Kampanye Presiden SBY tahun 2009.
DARI SABANG SAMPAI MERAUKE, DARI MIANGAS SAMPAI PULAU ROTE,
PILIHAN PARTAI BOLEH BERBEDA, PRESIDEN TETAP SBY
SBY... SBY... PRESIDENKU, SBY DARI DAN BAGI INDONESIA
SBY... SBY... PRESIDENKU...
Dengan kata lain, seorang Presiden SBY juga mengetahui betapa lagu dan iklan ini sudah tak asing lagi bagi rakyat Indonesia sehingga mudah untuk menyampaikan pesan atau jingle kampanye menggunakan musiknya. Apakah ada kaitannya dengan kondisi terkini dimana beberapa politikus dan LSM bersuara lantang secara terang-terangan mengkritisi kebijakan bahkan ingin menggulingkan Presiden SBY? Apakah dalam hal kasus Indomie ini juga akan dibawa ke ranah politik, tentu waktu yang akan membuktikan.
Bambang Mulyono, Kabid Perdagangan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) untuk Taipei menegaskan bahwa Indomie yang ditemukan di Taiwan adalah produk yang harusnya dikonsumsi di Indonesia. Hal ini menjawab pertanyaan wartawan usai rapat kerja dengan Komisi VI (Komisi Perdagangan) DPR RI di gedung DPR/MPR RI Jakarta, Senin (11/10/2010).
Artinya, ada Indomie yang seharusnya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia namun ditemukan di Taiwan. Ini karena Indomie yang dikonsumsi warga Indonesia dengan Taiwan memiliki kandungan yang berbeda, untuk di Indonesia lebih murah. Sedangkan Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Franky Sibarani, mengaku tidak heran dengan isu mengenai Indomie mengandung bahan pengawet E218 (Methyl P-Hydroxybenzoate). Karena dia sudah mendengar hal ini awal September 2010. Bahkan laporan terkait Indomie di Taiwan ini sudah ada sejak 4 bulan silam.
Menurutnya Franky, Indomie yang beredar di Taiwan berasal dari para pihak paralel diambil di pasaran ekspor kemudian diangkut ke Taiwan dimana dalam pengirimannya terkontaminasi dengan produk lain. Produk Indomie yang beredar di Indonesia juga menggunakan zat ini. Namun kadar pengawet yang juga memiliki nama lain Nipagin itu telah memenuhi syarat yang ditentukan Badan POM.
"Salah satu bahan tambahan yang diatur adalah nipagin (methyl p-hydroxybenzoate) yang berfungsi sebagai pengawet dengan batas maksimum penggunaan. Pengawet memang dibolehkan untuk kosmetik dan obat. Untuk makanan seperti mie instan, asalkan tidak melebihkan kadar maksimum yang ditentukan Badan POM, yakni 250 mg per kg," ungkap Kustantinah. Di masing masing negara tidak sama dalam hal batas maksimum kandungan ini, misalnya Amerika Serikat, Kanada dan Singapura, kadar maksimum Nipagin itu 1.000 mg per kg. Sedangkan di Hongkong 550 mg per kg.
Kandungan dua bahan temuan yang dirazia oleh Taiwan yaitu bahan pengawet hydroxy methyl benzoate pada minyak dan bahan pengawet benzoic acid pada bumbunya. Namun pihak PT Indofood Consumer Brand Product Sukses Makmur Tbk (ICBP), Senin (11/10/2010), menyatakan semua produk yang diekspor ke Taiwan sejak lama memenuhi standar yang ditetapkan negara tersebut. Franky Welirang, Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk, induk perusahaan ICBP, menduga mi instan yang dirazia di Taiwan barang ilegal alias selundupan.
BPOM juga mengaku tidak mengetahui aturan yang berlaku di Taiwan karena negara tersebut tidak terdaftar sebagai anggota Codex Alimentarius Commission (CAC). Dipastikan oleh BPOM, Produk Indomie di Indonesia yang terdaftar sudah memenuhi syarat dan aman. Kustantinah menjelaskan, pihaknya belum dapat memastikan apakah Indomie yang beredar di Taiwan sama dengan yang dipasarkan di Indonesia.
Apakah tindakan Taiwan yang merazia Indomie Indonesia tersebut ada kaitannya dengan persaingan bisnis?
Untuk diketahui, saham dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk baru masuk ke bursa saham yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) tanggal 7 Oktober 2010, dengan harga saham Indofood CBP level tertinggi Rp 6.200 dan terendah Rp5.700.
Produknya bermacam-macam, sebagaimana iklan di televisi juga yang diperankan oleh berbagai artis dan disesuikan dengan moment seperti Ramadhan, Lebaran, Tahun Baru dan umum dengan melibatkan berbagai kalangan. Produk dari perusahaan ini juga bervariasi seperti Chitato, Chiki Snack, Promina, SUN, Indomilk dan lain lain hampir semuanya tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Tahun 2010 ini, perusahaan memiliki total aset Rp10,63 triliun dengan kewajiban mencapai Rp 8,61 triliun. Total penjualan hingga periode tersebut sebesar Rp 4,33 triliun dan laba bersih Rp 368,06 miliar.
Indomie juga hadir dalam beberapa bencana di Indonesia, yang disalurkan oleh produsennya sendiri atau melalui instansi pemerintah, partai , swasta maupun LSM. Tak terkecuali Indomie juga menyelenggarakan berbagai even untuk semakin dengan masyarakat Indonesia, termasuk Mudik Lebaran atau moment lainnya dengan berbagai segmen. (berbagai sumber)
sumber : http://www.tribunnews.com/2010/10/11/antara-presiden-sby-dan-bisnis-indomie
Post By :Universitas Surabaya Maju Terus